Minggu, 02 November 2014
saat “kabar baik” adalah nyanyian duka..
“akhirnya
berangkat malam ini menjenguk Ibu di Jogja. Yang sudah diperbolehkan pulang
setelah bolak balik ICU selama dua minggu ini. Alhamdulillah.” Air mata saya
mulai mengambang mendapati kalimat tersebut dari update status FB seorang kawan. Dan perlahan kekhawatiran mulai merayap, pelan namun sangat kuat. Seluruh
ingatan tentang kejadian serupa tiba-tiba datang melekat.
Bagaimana
tidak, masih segar dalam ingatan saya tentang kesehatan almh. Ibu yang tiba-tiba
tampak membaik di hari terakhirnya. Padahal kurang lebih selama seminggu
sebelumnya, maag yang diderita Ibu kambuh. Dampaknya lambung Ibu kesulitan
menerima makanan, mual tak berkesudahan, lemas, sehingga aktivitasnya lebih
banyak di tempat tidur. Beliau pun terpaksa meninggalkan puasa Ramadhannya. Menolak untuk dirawat di rumah sakit. Namun di hari terakhirnya,
Langganan:
Postingan (Atom)