beliau dapat menyelesaikan masakan rendangnya (kami memang orang Minang), menyiapkan seluruh kebutuhan hari raya. Saya bahkan nyaris tidak percaya saat di hari terakhirnya tersebut saat saya menghubungi beliau via telpon dan beliau mengatakan tidak bisa bicara lama di telpon karna sedang mengaduk rendang. Bathin saya, “eh mamak dah sehatan, Alhamdulillah..”.
Belakangan saya dengar dari para tetangga bahwa di hari terakhirnya itu pun
beliau menjumpai para tetangga di sekitar rumah, mengobrol ringan, pergi ke
warung guna mencukupi keperluan masakan hari raya. Dan sore harinya pun beliau
mampu membawa tubuhnya sendiri untuk pergi ke klinik bersama kakak.
Tak
ada satu pun dari kami anak-anaknya dan juga suaminya yang mendapat firasat
bahwa pada malam itu ia pun menghadap Tuhannya, usai paginya ia melepas kedua
anak beserta keluarganya untuk mudik berhari raya ke kampung halaman, kemudian
menjelang siang meminta saya membeli tambahan kue lebaran, dan pada sore hari
lebih mengijinkan suaminya untuk menghadiri undangan buka puasa bersama
sekaligus selamatan rumah baru seorang keponakan suaminya daripada menerima
tawaran suaminya untuk menemani beliau ke klinik. Ia melepaskan kami, dan
memilih melepas tarikan napas terakhirnya sendiri.
Saya pun teringat, seminggu sebelum kepergiannya, sambil menonton
infotaintment yang berisi tentang kabar adik seorang penyanyi duo yang
meninggal setelah sebelumnya menunjukan perkembangan kesehatan yang membaik, kabar
seorang entertainer terkenal yang akan pulang ke Indonesia karna kesehatannya
juga mulai membaik usai sekian lamanya menjalani pengobatan di negara tetangga,
kami pun berbincang dan mengenang kepergian seorang tante persis sehari setelah
menunjukan perkembangan kesehatan yang lebih baik kepada anaknya. Kemudian
almh. Ibu bilang, “orang-orang pada begitu ya, sakit lama eh mau meninggal
dikasih sehat dulu, ngasih harapan ke orang-orang yang mau ditinggalin..”
Beberapa
hari yang lalu, seorang kawan lainnya pun berkisah serupa. Almh Ibunya
berpulang tepat sesaat setelah dokter mengijinkan pulang usai dua minggu di
rawat di ICU karna kecelakaan mengakibatkan gumpalan darah beku di kepalanya.
Sehari sebelum kepergiannya tampak sehat, nafsu makan membaik, dan bisa
bercanda-canda.
Sungguh,
saya tidak berharap kejadian serupa menyapa kawan tersebut. Tidak.
Ketika kau menulis dengan hati , tulisanmu tambah bagus... persis seperti kata orang bahwa kalau ngeblog harus pakai hati..
BalasHapustulisan yg menyentuh...nice