Minggu, 02 November 2014

saat “kabar baik” adalah nyanyian duka..

“akhirnya berangkat malam ini menjenguk Ibu di Jogja. Yang sudah diperbolehkan pulang setelah bolak balik ICU selama dua minggu ini. Alhamdulillah.” Air mata saya mulai mengambang mendapati kalimat tersebut dari update status FB seorang kawan. Dan perlahan kekhawatiran  mulai merayap, pelan namun sangat kuat. Seluruh ingatan tentang kejadian serupa tiba-tiba datang melekat.

Bagaimana tidak, masih segar dalam ingatan saya tentang kesehatan almh. Ibu yang tiba-tiba tampak membaik di hari terakhirnya. Padahal kurang lebih selama seminggu sebelumnya, maag yang diderita Ibu kambuh. Dampaknya lambung Ibu kesulitan menerima makanan, mual tak berkesudahan, lemas, sehingga aktivitasnya lebih banyak di tempat tidur. Beliau pun terpaksa meninggalkan puasa Ramadhannya. Menolak untuk dirawat di rumah sakit. Namun di hari terakhirnya,

Senin, 20 Oktober 2014

isi tak serupa sampul

"don't judge the book by its cover." Demikian idiom yang lebih akrab terdengar oleh sebagian banyak orang.
Saya tidak sedang ingin latah mengomentari Menteri Kelautan dan Perikanan di Kabinet Kerja, perempuan nyentrik yang merokok dan bertatto tapi bla bla bla....., kemudian membandingkannya dengan Gubernur Banten, perempuan berjilbab yang tidak merokok dan tidak bertatto tapi bla bla bla..... Saya tak perlu jabarkan, karna niatnya memang bukan hendak menulis tentang mereka.

Ini tentang pertemuan dengan seorang kawan lama. Saya tidak benar-benar mengenal dengan baik pribadinya. Dalam rentang lima tahun perkenalan kami, bertemu hanya beberapa kali saja. Tidak sampai habis dihitung dengan jari jemari sebelah tangan. Selama itu, saya mengenalnya tak lebih dari sosok pria yang urakan (peminum alkohol dan belakangan saya ketahui dari blognya ngedrugs juga), karna memang demikan penampilan yang dia tunjukan. Bahkan saya pernah merasa sangat ketakutan

Rabu, 24 September 2014

semangat ngeblog

nah.. surut lagi semangat saya buat konsisten ngeblog.. baru up-date blog lagi setelah dua setengah bulan lebih. pyuuuh!
lumayan, tiga bulan terakhir ini harus menghadapi banyak urusan yang cukup nguras energi dan emosi.
dan sekarang saya harus mulai lagi mengumpulkan dan menjaga semangat untuk dapat menyelesaikan banyak hal sampai akhir tahun nanti untuk kemudian memulai sesuatu yang baru lagi..


semangat je! semangat!!!

Sabtu, 26 Juli 2014

maafkan kami mak.. maafkan bungsumu..

kau tidak menunggu kami, justru kau melepaskan kami..
dan kau memilih melepas tarikan nafas terakhirmu sendiri, tanpa kami..
maafkan kami mak..

dan karna tak ada lagi yang kau tunggu kah mak?  pun soal pernikahan bungsumu..
"kamu kapan? nanti keburu mamak gak ada.. kasihan kamu.."
ringan kujawab, "ya nggak rejeki, kalo mamak keburu pergi duluan.."
maafkan bungsumu mak..


terimakasih mak atas setiap do'a tulusmu untuk kami..
terimakasih mak atas setiap jerihmu berikan yang terbaik bagi kami..
terimakasih mak atas nilai-nilai hidup yang engkau ajarkan pada kami..
semoga kami yang pernah hidup dlm rahimmu dapat terus menjaga laku kami,
agar Tuhan perkenankan do'a kami sebagai pelapang kuburmu, pelepas siksa kuburmu..
hingga Tuhan perkenankan tempat terbaik bagimu mak..
karna hanya itu yang dapat kami persembahkan dipersemayaman akhirmu hingga qiyamul akhir nanti..

selamat jalan wahai engkau yang akan selalu hidup dalam hati kami,
yang akan selalu kami ingat dalam setiap tarikan nafas kami..
maafkan kami mak..

Kamis, 05 Juni 2014

hati

bagaimana rasanya terluka oleh orang terdekat kita sendiri? pasti sakiiiiit yak.. (pake bangeuts ga nih? :D)
bukan sakit biasa hicks.. kenapa?

hmmm... buat saya, yang tersulit saat itu terjadi adalah konflik antara sakit hati dan memaafkan. iya, sakit hati karna kita dilukai. kecewa mendalam, karna yang melakukan orang terdekat kita sendiri. sementara sisi hati lain berkehendak memaafkan, karna kita sayang orang tersebut.

siapa yang akan menang dari smua perasaan tersebut? ntah lah. yang pasti butuh proses waktu untuk dapat menetralisir semua perasaan itu.


semoga saya senantiasa mampu menjadi insan pemaaf..

Sabtu, 10 Mei 2014

aku

judes.
hampir semua teman-teman yang telah mengenal saya bilang kalau itu image saya di awal mereka mengenal saya. hahaha.. iya, its me. mau gmana lah. kayaknya emang bawaan lahir itu. saya emang nggak pandai pasang tampang (sok) manis -__-"

keras kepala.
yang ini juga nggak akan saya pungkiri. apalagi kalo saya dah merasa yakin benar terhadap sesuatu hal.

bawel.
ini biasanya terjadi ketika saya dah merasa dekat dengan seseorang, dan kalau saya sudah protes atau keberatan terhadap sesuatu hal.

ah ya.. saya emang nggak sempurna. dan tidak akan memaksakan diri juga menyempurnakan ketidaksempurnaan saya.

tapi sebenernya saya baik hati kok hehehe.. *winkwink

Minggu, 04 Mei 2014

menikmati hidup

saya sedang tertegun dengan pernyataan seorang kawan beberapa hari lalu, ketika saya menanyakan sesuatu hal. dia menyampaikan, "resepnya gampang. bikin hidupmu senang, jangan pedulikan capek urusin yang nggak bervitamin", "buatlah hidupmu lebih mudah".

dalam rentang waktu yang tak jauh, saya membuka facebook via hape, tepat muncul postingan seorang teman yang mencantumkan tagar #menikmatihidup. Tepatnya "semoga kalian senantiasa #menikmatihidup dalam keadaan apapun dg sabar en mengendalikan diri"

tiba-tiba

Minggu, 27 April 2014

memilih egois

saya kerap cemburu pada orang-orang yang ketika dihadapkan pada situasi harus memilih, mereka mampu mengambil pilihan yang berpihak pada kepentingan pribadinya..

sementara saya? saya gampang nggak tegaan. seringnya (sok) ngorbanin kepentingan pribadi. terutama dalam hal pekerjaan. padahal belum tentu juga yang saya dapatkan akan sebanding dengan apa yang sudah saya berikan. saya tidak pernah berhitung tentang keuntungan finansial yang akan saya terima. kerja ya kerja saja. ntah kenapa, saya hanya berkeyakinan bahwa semuanya akan berbanding lurus.

kali ini pun

Jumat, 25 April 2014

angry management

dua minggu yang lalu saya dihadapkan pada kondisi yang cukup memporakporandakan kestabilan emosi saya. marah dan kesal atas sikap seseorang terhadap saya. ditambah lagi permasalahan-permasalahan lain yang melengkapinya. dan itu terus berlangsung secara fluktuatif sampai dengan hari ini.
dalam kondisi tersebut biasanya saya memilih lebih banyak diam atau menghindar dari sumber masalah. namun beberapa kali ada saja kondisi-kondisi yang akhirnya memicu emosi negatif saya jadi terpapar ke pihak lain. tentu saja setelahnya saya menjadi merasa bersalah.
yang paling saya sesalkan saat yang terpapar adalah ibu saya :( saya menjadi merasa sangat berdosa. dan itu baru saja kejadian kemarin malam. padahal si emak bermaksud baik, memperhatikan makan saya. begitu sadar, alhasil saya nggak jadi makan, malah masuk kamar nangis sesengukan

mak.. maafkan bungsumu.. :'(

kita semua sama

sejak dulu saya paling takut sembarangan menjatuhkan omongan ke seseorang. ntah itu omongan yang sifatnya penghakiman atau yang membuat seseorang berada pada posisi tidak menyenangkan.
iya saya khawatir. khawatir jika situasi berbalik, jika suatu saat saya yang berada pada posisi tidak menyenangkan tersebut. setidaknya saya ingin meminimalisir, jika suatu saat saya ada pada posisi tidak menyenangkan tersebut, (kalau bisa :D ) tidak ada orang yang senyum sinis, bahagia, atau mentertawakan saya.
namun mungkin saja saya masih luput. mungkin saja ada perbuatan dan ucapan saya yang tidak menyenangkan seseorang. dan tentunya saya masih terus belajar untuk lebih menjaga tutur dan laku saya.

hidup tidak selalu berjalan sesuai keinginan kita kan (?)

Kamis, 24 April 2014

percaya salah percaya

percaya tak percaya, sebuah segitiga 
percaya kenal percaya. percaya berteman percaya. percaya membawa percaya. percaya bicara percaya. percaya berbagi percaya. percaya menjaga percaya. percaya percaya percaya. percaya cemburu percaya. percaya terlupa percaya. percaya khianati percaya. percaya langgar percaya. percaya menikam percaya. percaya salah percaya. percaya terbunuh percaya. percaya marah percaya. percaya kecewa percaya. percaya tak lagi percaya. percaya hilang percaya 
ternyata.. percaya hanya kata. percaya tak bermakna. percaya tak pernah ada dalam ruang ruang maya 

empat tahun yang lalu,

Sabtu, 19 April 2014

kasih bunda

beberapa bulan terakhir, hampir selalu setiap akhir pekan tidak saya habiskan di rumah bersama keluarga. pada sepanjang hari kerja pun hampir selalu pula saya pulang larut malam. interaksi dengan keluarga pun menjadi sangat minim. saya terlalu keasikan (sok) sibuk dengan pekerjaan.
tapi dalam dua hari terkhir ini saya bisa menghabiskan waktu di rumah. walau pun yaaaaa tetap juga berkutat sama pekerjaan hahahahha.. hadeuuuuh -__-"
tapi yang menyenangkan dan buat saya terharu adalah, si emak rajin ngingetin saya buat makan. sempat saya berpaspasan dengan wajahnya, yang bikin saya nggak berani lagi untuk menatap wajahnya, karna bisa bikin saya mewek.. hicks..

makasih mak, atas segala bentuk kasihmu.. atas do'a-do'a dalam setiap sholatmu..

back to blog

wuihiiiiiiii... super duper lama aja dah yak gw nggak ngeblog.. bukan berbilang bulan lagi, tapi dah berbilang tahun xixixixi..
dan ntah kesambet makhluk mana yang nyasar pagi-pagi buta begini tetiba pengen bikin blog lagi.. hicks.. (lho?)
keinginan buat ngeblog lagi sih sebenernya dah lama.. tapiiiii berhubung... ah sudah lah..

semoga kali ini bisa ngeblog lebih konsisten hehehe..